Tiba-tiba teringat waktu kecil dulu, saat itu saya diajak ayah ke peresmian sebuah objek wisata di Makassar, ramai sekali. Belakangan baru saya ketahui jika tempat itu bernama
kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan. Ternyata, di sekitar kompleks, terdapat benteng yang paling terkenal di Makassar yang menjadi saksi sejarah kegigihan Sultan Hasanuddin serta rakyatnya mempertahankan kedaulatan negerinya. Benteng Somba Opu.
Benteng Somba Opu dibangun oleh Sultan Gowa ke-IX yang bernama
Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna pada tahun 1525.
http://furzahra.files.wordpress.com/2010/12/bso.jpg
Vue de Samboupo, Carthographer: Jacques Nicolas Bellin 1703-1772, Historie generale des voyages, 1747
http://www.darimakassar.com/wp-content/uploads/2010/07/P10709741.jpg
Fort of Somba Opu, the capital of Great Gowa Kingdom
http://www.darimakassar.com/wp-content/uploads/2010/07/sombaopu.jpg
Pada pertengahan abad ke-16, benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa.
Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang.
Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan.
Pada tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak direkonstruksi sehingga tampak lebih indah.
Kini, Benteng Somba Opu menjadi sebuah obyek wisata yang sangat menarik, yaitu sebagai sebuah museum bersejarah.
Ilmuwan Inggris, William Wallace, menyatakan, Benteng Somba Opu adalah benteng terkuat yang pernah dibangun orang nusantara. Begitu memasuki kawasan Benteng Somba Opu, akan segera terlihat tembok benteng yang kokoh. Menggambarkan sistem pertahanan yang sempurna pada zamannya. Meski terbuat dari batu bata merah, dilihat dari ketebalan dinding, dapatlah terbayangkan betapa benteng ini amat sulit ditembus dan diruntuhkan.
http://majalahversi.net/sites/default/files/tulisan/tahukah_anda_dinding_benteng_sombaopu.jpg
Ada tiga bastion yang masih terlihat sisa-sisanya, yaitu bastion di sebelah barat daya, bastion tengah, dan bastion barat laut. Yang terakhir ini disebut Buluwara Agung. Di bastion inilah pernah ditempatkan sebuah meriam paling dahsyat yang dimiliki orang Indonesia. Namanya Meriam Anak Makassar. Bobotnya mencapai 9.500 kg, dengan panjang 6 meter, dan diameter 4,14 cm.
http://partnershipeleven.bridge.wikispaces.net/Places+of+Interest+in+Makassar
Sebenarnya, Benteng Somba Opu sekarang ini lebih tepat dikatakan sebagai
reruntuhan dengan sisa-sisa beberapa dinding yang masih tegak berdiri. Bentuk benteng ini pun belum diketahui secara persis meski upaya ekskavasi terus dilakukan. Tetapi menurut peta yang tersimpan di Museum Makassar, bentuk benteng ini adalah segi empat.
http://partnershipeleven.bridge.wikispaces.net/file/view/somba_opu_drawing.jpg/81506191/somba_opu_drawing.jpg
Di beberapa bagian terdapat patok-patok beton yang memberi tanda bahwa di bawahnya terdapat dinding yang belum tergali. Memang, setelah berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin, Belanda menghancurkan benteng ini. Selama ratusan tahun, sisa-sisa benteng terbenam di dalam tanah akibat naiknya sedimentasi dari laut.
Secara arsitektural, begitu menurut peta dokumen di Museum Makassar, benteng ini berbentuk segi empat dengan luas total 1.500 hektar. Memanjang 2 kilometer dari barat ke timur. Ketinggian dinding benteng yang terlihat saat ini adalah 2 meter. Tetapi dulu, tinggi dinding sebenarnya adalah antara 7-8 meter dengan ketebalan 12 kaki atau 3,6 meter.
Benteng Somba Opu sekarang ini berada di dalam kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan. Wisatawan dapat menikmati bentuk-bentuk rumah tradisional Sulawesi Selatan seperti rumah tradisional Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar tak jauh dari benteng. Di dalam kompleks ini pula setiap tahun digelar Pameran Pembangunan Sulawesi Selatan.
Kini, Benteng Somba Opu terancam punah dan tinggal sejarah saja. Akhir 2010 tersiar kabar bahwa di lokasi Benteng Somba Opu akan dibangun sebuah Theme Park yang akan berisi water boom, taman gajah dan taman burung, plus treetop dan wahana rekreasi lainnya.
http://angingmammiri.org/wp-content/uploads/2010/12/siteplansombaopu.jpg
Proyek yang bernama Gowa Discovery Park pun berjalan, namun ternyata ditengah jalan proyek ini mengganggu lokasi Benteng Somba Opu yang kini tinggal tersisa tembok-tembok dan artefak sisa-sisa kokohnya benteng tersebut. Bukan itu saja, dari penelitian arkeolog yang memiliki perhatian pada Benteng Somba Opu, terjadi perusakan-perusakan, baik itu perusakan struktur benteng ataupun perusakan artefak yang masih terkubur dan memerlukan penelitian lebih dalam.
Perusakan terjadi saat pekerja Gowa Discovery Park melakukan penggalian, penutupan lahan dengan menggunakan traktor. Disinyalir proses tersebut telah menghancurkan artifak-artifak ataupun benda-benda purbakala lainnya. Dugaan ini semakin menguat tatkala di lokasi penggalian pondasi ditemukan semacam gerabah/kendi yang diperkirakan merupakan gerabah yang berasal dari abad ke 15. Kecurigaan akan kerusakan yang telah ditimbulkan akibat proyek itupun semakin menguat.
http://politikana.com/images/medium/peta-benteng-somba-opu-dan-rencana-perusakannya.jpg
oh Benteng Somba Opu, Riwayatmu Kini......
Catatan Terjemahan :
Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna = Daeng Tinggi, Raja yang Sakit Lehernya
Sumber :
http://savebentengsombaopu.com/sejarah/
http://bisot182.blogspot.com/2010/12/save-benteng-somba-opu.html