Hari ini, 9 November 2011 Kota Makassar memperingati hari jadinya yang ke-404. Sebelumnya, hari jadi tersebut diperingati setiap tanggal 1 April, yang dikaitkan dengan berdirinya ”de Gemente Makassar”, yang berlaku pada tanggal 1 April 1906. Pembentukan de Gemente Makassar berdasarkan ordonansi dari Staasblad Nederlandch Indie bertanggal Buitenzorg, 12 Maret 1906. Dalam staasblad dinyatakan antara lain: ”De bevaling van het eerste lid va artikel 68 a van het Reglement op het beleid de Reegering van Nederlandsch Indie wordt toegepast op het gedeelte van het Gouvernment Celebes en Onder-hoerigheden, uitmakende de hoofd plats Makassar. Dit gebiedsdeel worth genoemd: de Gemente Makassar”.
Perubahan dan penetapan hari jadi tersebut didasarkan pada hasil Seminar Penelusuran Hari Lahirnya Makassar, kerja sama Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin dengan Pemda Kotamadya Tingkat II Ujung Pandang, tanggal 21 Agustus 1995. Ada lima orang penyaji makalah saat itu, yakni Prof. Mr. Dr. Andi Zainal Abidin, Prof.Dr. H.A. Mattulada, H.D.Mangemba, Mukhlis, dan H. Paturungi Parawansa, dengan masing-masing makalah bertajuk: ”How Far is Makassar From Ujung Pandang?”, ”Determinasi Waktu dan Tempat Kehadiran Makassar dalam Menyejarah”, ”Kota Makassar, Pulau Makassar, dan Hari lahir”, ”Somba Opu Jantung Makassar”, dan ”Menelusuri Sejarah Lahirnya Makassar”.
Seminar menghasilkan beberapa usul/saran tentang penetapan hari jadi dan pengembalian nama kota dari Kota Ujung Pandang ke-Kota Makassar. DPRD Kotamadya Ujung Pandang menerima baik kesimpulan seminar dan di kemudian hari menetapkan salah satu usul, yakni tanggal 9 November 1607 sebagai hari jadi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar No.1 Tahun 2000 tanggal 2 Maret 2000.
Sementara itu Pemerintah Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999, yang ditandatangani oleh Presiden RI B.J. Habibie, telah menetapkan perubahan nama Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar.
Hari Jadi Kota Makassar
Peringatan hari jadi Kota Makassar setiap tanggal 1 April terkait dengan masa kolonial Pemerintah Hindia Belanda. Tidaklah mengherankan bila banyak orang, terutama para budayawan dan kaum intelektual, yang merasa tidak nyaman ketika memperingati hari jadi tersebut. Hal ini menyebabkan perlunya mengadakan reorientasi terhadap hari lahir Kota Makassar yang diperingati setiap tanggal 1 April. Alasannya antara lain: a) Bahwa tanggal 1 April adalah produk kolonial, yang setiap diperingati seakan-akan menyinggung rasa kesadaran kebangsaan kita; b) Beberapa kota bekas gemente di Jawa, misalnya Jakarta, Surabaya, dan Bandung, sudah lebih dahulu mengubah hari jadinya dengan berlatar belakang sejarah; c) Makassar mempunyai latar belakang sejarah kebangsaan misalnya ketika Makassar menjadi bandar terkenal di masa Kerajaan Gowa.
Pilihan terhadap tanggal 9 November 1607 di antara lima pilihan hasil seminar ditetapkan oleh DPRD Kotamadya Ujung Pandang saat itu. Latar belakangnya didasarkan pada peristiwa sejarah, saat agama Islam diterima oleh rakyat Kerajaan Gowa/Tallo di bawah Raja/Sultan Alauddin, I Mangerangi Daeng Manrabia, Tumenanga Riagamana.
Bolehlah dikatakan bahwa kembalinya nama Makassar sebagai kota dan penetapan hari jadi kota, telah mengembalikan rasa kebanggaan sejarah yang bersifat heroik di masa lalu, di masa sekarang, dan di masa yang akan datang.
Perlu juga diingat bahwa kemeriahan dan kemegahan hari jadi Kota Makassar yang diperingati saat ini adalah pengorban yang ikhlas dari tiga kabupaten tetangganya, yakni Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkajekne- Kepulauan. Seperti diketahui ke-3 kabupaten tersebut pada tahun 1970 menyerahkan sebahagian wilayahnya kepada Kota Makassar sebagai Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan tanpa konpensasi yang berarti demi menapak jalan ke arah sebagai kotaraya/ kota metropolitan di masa depan.
Pesan dan Harapan
Sudah selayaknya jika masyarakat Kota Makassar saat ini menyambut dengan penuh antusias hari jadi kota yang dicintainya. Pesannya jelas: Selamat Berbahagia, Tetap Jaya dalam Tantangan, dan Semoga Allah swt selalu melindungi. Sementara harapannya juga cukup banyak; Benahi aturan dan pelaksanaannya; Tegakkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan; Tingkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat; Atasi kemacetan di jalan-jalan dan kemungkinan banjir; Cegah dan kikis korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang saat ini menjadi ancaman besar bagi bangsa dan negara.
Semangat Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Makassar ke-404, panjang umur dan sehat selalu!
H. Paturungi Parawansa
Penulis adalah Mantan Rektor IKIP Makassar, Mantan Ketua DPRD Kabupaten Gowa, dan Mantan Anggota DPR-RI. Saat ini menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Syekh Yusuf Al Makassari.
sumber:
fajar
0 comments:
Post a Comment