Pages

September 5, 2011

Makassar Pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H


Setelah mudik lebaran 1432 H beberapa hari lalu, para pemudik dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan kini kembali memadati Kota Makassar, dan hari ini beraktivitas secara normal seperti sebelumnya. Ibukota provinsi inipun kembali "normal", menggeliat dengan berbagai problematikanya.

Seperti sebelum-sebelumnya, begitu arus balik berlalu, Makassar mulai dihantui berbagai masalah, utamanya soal urbanisasi. Jumlah arus balik cenderung lebih banyak dibanding jumlah arus mudik. Hal ini menimbulkan beragam efek, mulai pada bertambahnya jumlah pengangguran, rumah kumuh, penduduk tak beridentitas sampai kasus kriminalitas yang bakal bertambah secara signifikan.

Arus balik usai lebaran mencapai puncaknya malam tadi (Minggu, 4 September 2011). Ratusan ribu pemudik kembali dari kampung halamannya ke Makassar, tempat mereka hidup untuk mencari nafkah. Sebagian mereka yang telah sukses di kota ini, sekembalinya dari mudik tidak hanya kembali ke kota bersama keluarganya, tetapi juga membawa orang lain.


Sosiolog Universitas Hasanuddin, Muhammad Darwis mengatakan hal itu sebagai salah satu eforia tradisi mudik. Orang-orang sukses di kota kembali ke kampungnya untuk merayakan lebaran, Di sana mereka memperlihatkan kesuksesannya dan memberi motivasi kepada keluarganya di kampung. Kondisi ini dapat dimengerti karena kebanyakan urban ingin merubah nasibnya karena tersugesti kesuksesan sanak keluarganya yang lebih dulu merantau ke kota. Namun demikian, para urban jangan terlalu cepat terlena dengan iming-iming kesuksesan tanpa melihat kompetensi yang dimiliki. "Jangan impikan kehidupan yang serba wah ala sinetron, saat sampai di kota justru kenyataan terbalik. Inilah yang membuat mereka terkadang frustasi dan menjadi pengangguran. Intinya, jangan gampang tergiur dengan kehidupan orang kota," ungkap Darwis.

Volume arus balik di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pada H+4 lebaran, Minggu, 4 September mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah penumpang pada H+3, Sabtu, 3 September. Diprediksikan, hingga penerbangan terakhir, jumlah pemudik pada H+4 hanya mencapai sekira 6.175 penumpang. Di hari sebelumnya, jumlah penumpang yang meninggalkan Makassar justru lebih banyak, yaitu mencapai 8.352 penumpang. Jumlah tersebut melonjak tajam dari perkiraan semula yang hanya berkisar di angka 6 hingga 7 ribu penumpang. Angka tersebut meningkat 20 persen dibandingkan pada H+3 tahun 2010
yang hanya mencapai 6 ribu penumpang.

"Kami perkirakan, H+3 kemarin adalah puncak arus balik penumpang di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Jumlah penumpang melebihi prediksi yakni di atas angka lima ribu penumpang. Untuk penerbangan hari ini justru mengalami penurunan dibandingkan hari kemarin," ungkap Bagian Data dan Laporan Posko Terpadu Lebaran Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Ernawati. Pada jam yang sama, yaitu pada puncak lalu lintas pesawat terpadat pukul 07.00-11.00 Wita, kepadatan penumpang pesawat di terminal 1 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hanya naik sekitar 12 persen daripada hari biasa. Sedangkan pada H+3, kepadatan pada jam puncak mencapai kenaikan 27 persen dibandingkan dengan hari normal. "Baru dapat tiket hari ini, Sabtu kemarin cukup sulit dapat tiket. Harganya cukup tinggi, ini agak sedikit longgar-lah. tetap padat tetapi mungkin tidak sepadat kemarin," ucap Nirwan penumpang tujuan Jakarta. Pantauan FAJAR, kemacetan di jalan menuju bandara sudah tidak terlihat. Ada beberapa saat terjadi sedikit hambatan, tetapi tidak sepadat pada puncak arus balik, Sabtu, 3 September. (dya)

Reporter : Sri Suryandari,
Editor : Faisal Syam, daengROMPA
Makassar Pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H
sumber : fajar, mediaindonesia

0 comments:

Post a Comment