Teroris dan Koruptor

 

Andai saja pelaku korupsi disamakan dengan teroris, tentu saja koruptor-koruptor tersebut telah diseret oleh densus Detasemen 88 seperti terduga teroris di Ponpes Umar Bin Khattab NTB baru-baru ini. Sangat jelas terlihat di tv, terduga teroris tersebut dipakaikan baju orange lengkap dengan penutup kepala, tangan diikat di belakang, dan dijaga dengan sangat ketat oleh beberapa anggota polisi khusus berbadan tegap.

Aneh memang, akhir-akhir ini polisi dan pihak intelijen menunjukkan tajinya. Pelaku (terduga) teroris ditangkap dengan sangat cepat dan mudah (paling lama, 1 minggu sudah tertangkap), bahkan orang atau pihak yang tidak diduga-duga teroris dapat diendus dengan cepat oleh pihak kepolisian. Sementara itu, para koruptor dapat dengan mudahnya menghirup udara bebas, sudah ditangkap dan dijebloskan ke penjara sekalipun.

Padahal, menurut saya tingkat kejahatan koruptor sama, bahkan lebih tinggi daripada teroris. Bayangkan saja efek kejahatan yang dihasilkan oleh koruptor, memiskinkan sebuah wilayah Negara hingga beberapa generasi, miskin moral. Bandingkan dengan teroris yang mungkin efeknya sebentar saja, langsung kepada si Korban.

Yah begitulah, seandainya koruptor diseret-seret juga seperti pelaku ”terduga” teroris, masih tidak malukah kita berperilaku koruptor???

Itulah fakta, hanya di Indonesiaku, negeri antah-berantah.

0 comments:

Post a Comment